06 June 2013

MODUL I STATISTIKA DESKRIPTIF


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Statistik memegang peranan yang penting dalam penelitian, baik dalam penyusunan model, perumusan hipotesa, dalam pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, dalam penyusunan desain penelitian, dalam penentuan sampel, dan dalam analisa data. Dalam banyak hal, pengolahan dan analisa data tidak luput dari penerapan teknik dan metode statistik tertentu, yang mana kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi. Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel benar-benar terkait secara benar dalam suatu kausalitas empiris ataukah hubungan tersebut hanya bersifat random atau kebetulan saja.
Statistik telah memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasikan data serta dalam menyajikan data secara lebih mudah, sehingga data tersebut dapat dimengerti secara lebih mudah. Statistik telah dapat menyajikan suatu ukuran yang dapat mensifatkan populasi ataupun menyatakan variasinya, dan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kecenderungan tengah-tengah dari variabel.
Semakin sering kita mempelajari tentang statistik deskriptif maka semakin banyak pula pertanyaan tentang apa itu statistik deskriptif dan yang terkandung didalamnya serta apa saja yang perlu di ketahui dalam mempelajari statistik. Kemudian dibuatlah suatu program statistik yang berupa software SPSS pada tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University yang dioperasikan pada komputer mainframe. Dan untuk mengetahui program tersebut maka diadakannya praktikum SPSS bagi para mahasiswa. Yang nantinya diharapkan dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) tersebut dapat mempermudah mahasiswa dalam menghitung dan menganalisis suatu data yang telah diperoleh sebelumnya. 

1.2   TUJUAN PRAKTIKUM
Dari hasil pelaksanaan modul I ini dan dari data yang telah diberikan, praktikan diharapkan:
·         Mengetahui apa yang di maksud dengan median, modus, mean.
·         Mengetahui cara menghitung rata-rata.
·         Dapat mengambil kesimpulan pada suatu kumpulan data.
·         Dapat mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian dari suatu data penelitian.

1.3 ALAT DAN BAHAN
1.      Set data
2.      Komputer/laptop
3.      Program SPSS
4.      Kalkulator

1.4 BATASAN MASALAH
Untuk mendapatkan informasi pada suatu kumpulan data mentah dengan menggunakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus. Data ini dapat di peroleh dari hasil sensus, survey atau pengamatan lainnya. Dan pembuatan aplikasi rumus perhitungan statistika deskriptif menggunakan bahasa pemograman menjelaskan perancangan dengan cara-cara pembuatan program aplikasi.




1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I       Pendahuluan
Suatu latar belakang yang berisikan hal-hal yang menyebabkan dan pentingnya statistik deskriptif dalam suatu kegiatan.
Bab II      Landasan Teori
Teori-teori yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan praktikum statistika deskriptif dan teori-teori yang berhubungan dengan praktikum.
Bab III    Pengumpulan Data
Berisikan data tunggal dan data kelompok yang telah diberikan dalam praktikum.
Bab IV    Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan komputer dan secara manual.
Bab V      Analisa Data
Berisikan tentang analisa data dari hasil pengolahan data yang dilakukan dimana analisis tersebut harus sesuai dengan pengolahan data.
Bab VI    Penutup
Kesimpulan dan saran dari praktikum yang kita lakukan.







BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       PENGERTIAN STATISTIK DESKRIPTIF
Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani keperluan administrasi. Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan) perangkaian data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan, mentabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan atau angka, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu.
Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur  mengenai bagaimana cara:
Ø  Mengumpulkan data
Ø  Meringkas data
Ø  Mengolah data
Ø  Menyajikan data
Ø  Menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan data dan hasil analisisnya
Dua ukuran penting yang sering di pakai dalam prngambilan keputusan adalah:
A.      Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean, median, modus dan lainnya.
Sembarang ukuran yang menunujukkan pusat segugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau sebaliknya dari terbesar sampai terkecil, disebut ukuran lokasi pusat atau ukuran pemusatan. Ukuran pemusatan yang paling banyak digunakan adalah mean, median dan modus.
1. Rumus Rataan Hitung (Mean
            Rata-rata hitung atau mean memiliki perhitungan dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung disebut dengan mean.
a) Rumus mean dari data tunggal  
b) Rumus mean untuk data yang disajikan dalam distribusi frekuensi.
Dengan: fi xi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
x
i    = data ke-i






c) Rumus mean gabungan
2. Rumus Modus 
a. Data yang belum dikelompokkan
            Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:
Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelas
b
1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b
2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
3. Rumus Median ( Nilai Tengah ) 
a) Data yang belum dikelompokkan
            Untuk mencari nilai median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar. 



b) Rumus Data yang Dikelompokkan
Dengan : Qj = Kuartil ke-j
j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Q
j
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Q
j
f = Frekuensi kelas Q
j
n = Banyak data
4. Rumus Jangkauan (J)
Rumus jangkauan yaitu selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data terkecil. 
 
5. Rumus Simpangan Quartil (Qd)
Rumus simpangan quartil yaitu:
6. Rumus Simpangan baku (S) 
Menentukan rumus simpangan baku yaitu dengan cara:
7. Rumus Simpangan rata – rata (SR) 
8. Rumus Ragam (R)
 
B.            Mencari ukuran dispersi seperti standard deviation, variance. Variance dari sejumlah observasi adalah rata-rata kuadrat deviasi data dari rata-ratanya. Rumus untuk variance sampel adalah:
S² =
Standar deviasi adalah akar (positif) dari variance. Rumus untuk standar deviasi dari suatu sampel adalah:
S =
Selain central tendency dan dispersion, ukuran lain yang di pakai adalah skewnees dan kurtosis untuk mengetahui keruncingan/kelandaian data.
            Skewness dihitung dan dilaporkan sebagai angka yang mungkin positif, negatif atau nol. Skewness nol mengindikasikan distribusi simetrik. Skewness positif mengindifikasikan distribusi yang condong kekanan. Skewness negatif mengindifikasikan distribusi yang condong ke kiri. Skewness juga terbagi dua, yaitu:
1.        Skewness  modus
Sk modus
2.        Skewness median
Sk median
            Kurtosis adalah pengukuran keruncingan distribusi. Semakin besar kurtosis, semakin keruncingan akan didistribusikan. Kurtosis di hitung dan dilaporkan baik sebagai absolute maupun nilai relative. Nilai absolute selalu angka positif.

Rumus dari kurtosis adalah:
Histrogram adalah chart yang terdiri dari diagram batang dengan tinggi yang berbeda-beda. Tinggi masing-masing batang mewakili nilai frekuensi dalam kelas yang diwakili oleh diagram batang.
Statistik deskriptif terbagi 2, yaitu:
1.      Data tunggal
2.      Data berkelompok
       Diagram batang sangat cocok untuk menggambarkan perkembangan nilai-nilai dari suatu objek penelitian dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, diagram batang disusunun secara vertikal. Apabila pada diagram histogram diperoleh diagram seperti segi empat, itu dinamakan polygon frekuensi. Poligon frekuensi dibentuk dengan memplotkan frekuensi kelas terhadap titik tengah kelas. Poligon frekuensi merupakan bangun bersisi banyak yang tertutup. Untuk menutup polygon frekuensi kita memerlukan sebuah selang kelas tambahan yang ditambahkan pada kedua ujung sebaran, masing-masing dengan frekuensi nol.
2.2 VARIABEL STATISTIK
Ø  Variabel Kuantitatif
       Pengukuran variabel kuantitatif dapat juga ditafsirkan dengan istilah jarak antara berbagai observasi tanpa adanya pengurutan yang alami.
Ø  Skala Interval
       Jika jarak antara pengukuran ditafsirkan lebih mendalam, maka variabel tersebut diukur pada skala interval. Berlawanan dengan skala rasio, rasio pengukuran tidak mempunyai pengertian yang mendasar, dan untuk skala ordinal tidak memiliki nilai nol. Sebagai contoh, suhu yang diukur dalam derajat celsius bisa ditafsirkan dalam urutan kelas-kelas yang lebih tinggi atau lebih rendah. Namun demikian, tinggi suhu bertemperatur 20 derajat celsius tidak bisa dikatakan dua kali tinggi suhu bertemperatur 10 derajat. Ingat kembali temperatur ekuivalensi dalam fahrenheit. Dengan mengkonversikan temperatur dari celsius ke fahrenheit atau sebaliknya akan mengikutsertakan pertukaran titik nol.
Ø  Skala rasio (nisbah)
            Nilai-nilai variabel yang terukur pada skala rasio dapat ditafsirkan baik dengan istilah jarak ataupun rasio. Skala rasio atau nisbah ini membawa informasi yang lebih daripada skala interval, namun hanya interval-interval (jarak diantara observasi) yang memiliki arti kuantitatif.
            Fenomena yang diukur pada skala rasio mempunyai elemen nol alami, yang menunjukkan kekurangan total dari atributnya. Namun adanya satuan pengukuran alami tidak begitu diperlukan. Contohnya adalah berat, tinggi, usia, dan lain sebagainya.
Ø  Skala absolut
            Skala absolut merupakan skala metrik yang memiliki satuan pengukuran alami. Pengukuran skala absolut sendiri adalah pengukuran, satu-satunya pengukuran tanpa alternatif. Contoh: Semua fenomena yang dapat dihitung seperti jumlah orang dalam sebuah ruangan atau jumlah bola dalam sebuah keranjang.
Ø  Variabel diskrit
            Sebuah variabel diskrit yang mengambil himpunan nilai-nilai berhingga atau tak hingga disebut diskrit.
Contoh: Produksi mobil per bulan atau jumlah bintang di ruang angkasa.
Ø  Variabel kontinyu
            Suatu variabel matrik dikatakan kontinyu jika mempunyai sejumlah tak hingga nilai-nilai pada sembarang interval. Contoh: Petrol yang terjual pada periode waktu tertentu. Namun dalam prakteknya banyak variabel kontinyu diukur secara diskrit dikarenakan terbatasnya tingkat ketelitian peralatan ukur fisik. Untuk mengetahui usia seseorang dapat dilakukan, tetapi tidak terlalu tepat.



Ø  Skala nominal
            Skala yang paling primitif, yaitu yang hanya bisa menyatakan apakah dua buah nilai sama atau tidak, adalah skala nominal dan murni kualitatif. Jika sebuah ruang sampel eksperimen terdiri dari kategori tanpa urutan yang alami, maka variabel acak yang berkaitan terskala secara nominal.
            Angka-angka/jumlah berbeda yang ditugaskan untuk memberi hasil biasanya mengindikasikan apakah sembarang dua keluaran (outcome) sama atau tidak.
            Sebagai contoh, angka-angka yang ditentukan pada opini politik yang berbeda bisa menolong dalam mengkompilasi hasil dari daftar pertanyaan. Namun untuk membandingkan dua opini, kita hanya bisa merelasikannya sebatas kesamaan jenis atau tidak. Angka/jumlah tersebut tidak menghasilkan ranking. Variabel binary atau variabel dikotomus adalah variabel yang memiliki tepat dua outcome yang eksklusif satu sama lainnya. Jika angka-angka indikator yang ditentukan tersebut menyampaikan informasi tentang ranking kategori, maka variabel binari dapat juga dianggap terskala secara ordinal. Jika kategori (peristiwa) yang merupakan ruang sampel tersebut bersifat ekslusif satu dengan lainnya, misalnya sebuah elemen statistik bisa berhubungan dengan lebih dari satu kategori, maka variabel tersebut dinamakan kumulatif. Sebagai contoh, seseorang bisa menerima kualifikasi kategori profesional yang berbeda. Tapi hanya bisa satu pekerjaan saja yang  fulltime (menurut definisi).
Ø  Skala ordinal
            Jika jumlah yang ditentukan untuk pengukuran memperlihatkan suatu ranking alami, maka variabel tersebut diukur dengan skala ordinal. Pada skala ordinal, jarak antara nilai-nilai yang berbeda tidak dapat ditafsirkan sebuah variabel yang diukur pada skala ordinal bagaimanapun bukan kuantitatif. Sebagai contoh, nilai sekolah merefleksikan tingkatan prestasi yang berbeda-beda.
Walaupun demikian tidak ada alasan untuk menyatakan bahwa pekerjaan yang memperoleh nilai "4" dua kali lebih baik dari pekerjaan yang beroleh nilai "2". Karena jumlah yang ditentukan pada pengukuran tersebut merefleksikan ranking secara relatif antara satu dengan lainnya, maka nilai tersebut dinamakan nilai rank. Terdapat banyak contoh variabel yang terskala ordinal dalam bidang psikologi, sosiologi, studi bisnis dan lain sebagainya. Skala dapat ditentukan dengan mengusahakan mengukur semacam konsep seperti status sosial, intelegensia, tingkatan agresi atau tingkat kepuasan. (Suparyanto, 2010).
2.3              SKALA PENGUKURAN
Perbedaan tajam antara variabel kuantitatif dan variabel kualitatif terletak pada sifat-sifat pengukuran skala aktual, terutama pada kemampuannya untuk digunakan sebagai input pada suatu metode statistik. Dalam mengembangkan peralatan baru, ahli statistik membuat asumsi tentang skala-skala pengukuran yang diperbolehkan.
Sebuah pengukuran adalah suatu penentuan/penugasan pada sebuah observasi. Beberapa pengukuran muncul lebih alami dibandingkan yang lainnya. Sebagai contoh, dengan mengukur tinggi seseorang, kita menggunakan yardstick atau alat ukur yang meyakinkan kemampuan perbandingan antara observasi-observasi hingga ketelitian satuan-satuan yang digunakan (misalnya inci atau sentimeter).
Sebaliknya, nilai sekolah menunjukkan klasifikasi yang relatif kasar yang mengindikasikan ranking tertentu tetapi dengan memasukkan para siswa kedalam kategori yang sama. Nilai yang ditentukan untuk pernyataan kualitatif semisal 'sangat baik', 'sedang' dan sebagainya adalah nilai sembarang namun singkat dan praktis dalam menilai prestasi seseorang. Dikarenakan tidak adanya alasan konseptual pada skala penilaian di sekolah, maka tidak diperlukan penafsiran 'jarak' antara nilai-nilai tersebut. Jelasnya, pengukuran yang cermat memberikan informasi yang lebih banyak daripada hanya sekedar nilai sekolah, sebagaimana halnya jarak-jarak antara pengukuran bisa dibandingkan dengan konsisten.




BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 DATA TUNGGAL
Tabel 3.1 Pengumpulan Data Tunggal
Banyak Anak
Jumlah Kata
1
18
2
15
3
22
4
19
5
18
6
17
7
18
8
20
9
17
10
12
11
16
12
16
13
17
14
21
15
23
16
18
17
20
18
21
19
20
20
20
21
15
22
18
23
17
24
19
25
20
26
23
27
22
28
17
29
19
30
19
Sumber: Pengumpulan Data Lab. Statistik Industri, 2013



3.2 DATA KELOMPOK

Tabel 3.2 Data Kelompok
Banyak Barang
2001
2002
2003
2004
2005
2006
A
19
21
22
20
18
15
B
14
22
21
20
16
17
C
16
19
19
17
20
20
D
15
18
22
21
17
20
E
18
19
15
14
16
16
Sumber: Pengumpulan Data Lab. Statistik Industri, 2013




BAB IV
PENGOLAHAN DATA


4.1 PENGOLAHAN DATA KOMPUTER

4.1    Pengolahan Data Komputer untuk Data Tunggal N = 30
N
Valid
30
Missing
0
Mean
18.5667
Median
18.5000
Mode
17.00a
Std. Deviation
2.50080
Variance
6.254
Skewness
-.304
Std. Error of Skewness
.427
Kurtosis
.396
Std. Error of Kurtosis
.833
Range
11.00
Minimum
12.00
Maximum
23.00
Sum
557.00
Percentiles
25
17.0000
50
18.5000
60
19.0000
70
20.0000
75
20.0000
80
20.8000
90
22.0000
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013



Tabel 4.2  Pengolahan Data Tunggal SPSS


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
12
1
3.3
3.3
3.3
15
2
6.7
6.7
10.0
16
2
6.7
6.7
16.7
17
5
16.7
16.7
33.3
18
5
16.7
16.7
50.0
19
4
13.3
13.3
63.3
20
5
16.7
16.7
80.0
21
2
6.7
6.7
86.7
22
2
6.7
6.7
93.3
23
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013


Gambar 4.1  Histogram
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013









Tabel 4.3 Pengolahan Data Kelompok


tahun2001
tahun2002
tahun2003
tahun2004
tahun2005
tahun2006
N
Valid
5
5
5
5
5
5
Missing
0
0
0
0
0
0
Mean
16.4000
19.8000
19.8000
18.4000
17.4000
17.6000
Median
16.0000
19.0000
21.0000
20.0000
17.0000
17.0000
Mode
14.00a
19.00
22.00
20.00
16.00
20.00
Std. Deviation
2.07364
1.64317
2.94958
2.88097
1.67332
2.30217
Variance
4.300
2.700
8.700
8.300
2.800
5.300
Skewness
.236
.518
-1.430
-1.083
1.089
.197
Std. Error of Skewness
.913
.913
.913
.913
.913
.913
Kurtosis
-1.963
-1.687
1.581
-.062
.536
-2.716
Std. Error of Kurtosis
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
Range
5.00
4.00
7.00
7.00
4.00
5.00
Minimum
14.00
18.00
15.00
14.00
16.00
15.00
Maximum
19.00
22.00
22.00
21.00
20.00
20.00
Sum
82.00
99.00
99.00
92.00
87.00
88.00
Percentiles
25
14.5000
18.5000
17.0000
15.5000
16.0000
15.5000
50
16.0000
19.0000
21.0000
20.0000
17.0000
17.0000
60
17.2000
20.2000
21.6000
20.0000
17.6000
18.8000
70
18.2000
21.2000
22.0000
20.2000
18.4000
20.0000
75
18.5000
21.5000
22.0000
20.5000
19.0000
20.0000
80
18.8000
21.8000
22.0000
20.8000
19.6000
20.0000
90
19.0000
22.0000
22.0000
21.0000
20.0000
20.0000









Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013







Tabel 4.4 Pengolahan Data Kelompok Tahun 2001


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
14
1
20.0
20.0
20.0
15
1
20.0
20.0
40.0
16
1
20.0
20.0
60.0
18
1
20.0
20.0
80.0
19
1
20.0
20.0
100.0
Total
5
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013

Tabel 4.5 Pengolahan Data Kelompok Tahun 2002


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
18
1
20.0
20.0
20.0
19
2
40.0
40.0
60.0
21
1
20.0
20.0
80.0
22
1
20.0
20.0
100.0
Total
5
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013

Tabel 4.6 Pengolahan Data Kelompok Tahun 2003


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
15
1
20.0
20.0
20.0
19
1
20.0
20.0
40.0
21
1
20.0
20.0
60.0
22
2
40.0
40.0
100.0
Total
5
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013



Tabel 4.7 Pengolahan Data Kelompok Tahun 2004


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
14
1
20.0
20.0
20.0
17
1
20.0
20.0
40.0
20
2
40.0
40.0
80.0
21
1
20.0
20.0
100.0
Total
5
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013

Tabel 4.8 Pengolahan Data Kelompok Tahun 2005


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
16
2
40.0
40.0
40.0
17
1
20.0
20.0
60.0
18
1
20.0
20.0
80.0
20
1
20.0
20.0
100.0
Total
5
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013

Tabel 4.9 Pengolahan Data Kelompok Tahun 2006


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
15
1
20.0
20.0
20.0
16
1
20.0
20.0
40.0
17
1
20.0
20.0
60.0
20
2
40.0
40.0
100.0
Total
5
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik industri, 2013





Gambar 4.2  Histogram 2001
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013


Gambar 4.3  Histogram 2002
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013

Gambar 4.4  Histogram 2003
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013

Gambar 4.5  Histogram 2004
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013

Gambar 4.6  Histogram 2005
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013


Gambar 4.7  Histogram 2006
Sumber: Pengolahan Data Komputer Lab. Statistik Industri, 2013










4.2       PENGOLAHAN DATA MANUAL
a.  1. Rata-rata ( ) :  =  
     =
     =
2. Standar deviasi (σ)
   
b.  Tabel  distribusi frekuensi
v  Maks        = 23
v  Min          = 12
R    = nilai max – nilai min
  
    = 2312 =11
c. Banyak kelas
B  =  1 + 3,22 log N
     =  1 + 3,22 log 30
     =  5,75
d . panjang kelas
           


4.10 Tabel Distribusi Frekuensi
Ki
Bi
F
i
F . i
( - )2
12 - 13,90
11,995 - 13,904
1
12,95
12,95
-5,79
33,52
33,52
13,91 - 15,81
13,905 - 15,814
2
14,86
29,72
-3,88
15,05
30,10
15,82 - 17,72
15,815 - 17,724
7
16,77
117,39
-1,97
3,88
27,16
17,73 - 19,63
17,725 - 19,634
9
18,68
168,12
-0,06
0,00
0,09
19,64 - 21,54
19,635 - 21,544
7
20,59
144,13
1,85
3,42
23,94
21,55 - 23,46
21,545 - 23,47
4
22,505
90,02
3,77
14,18
56,72
Total
30

562,33


171,53
Sumber: Pengolahan Data Manual Lab. Statistik Industri, 2013
Ø
  

Ø Standar Deviasi
   

Ø Koefisien variansi:
KV
      
      

Ø Modus :
Mo = L + x p
       = 17,725 +  x 1,91
       = 17,725 + 0,995
       = 18,68
Ø Median
 Me = b + p
       = 17,725 + 1,91
       = 18,786
Ø Skewness:
Sk modus        =
                        = = 0,01
Sk median       =
            = = - 0,024
Ø  Kurtosis
 
          =  = 0,05
Ø  Kuartil :
Q1= nilai ke-1
Q1= 1
     = 7,75
Q2= nilai ke-2
     = 2
     =15.55
Q3= nilai ke-3
     = 3
     = 23,25

Ø Desil :
D5  nilai ke-5                     D7  nilai ke-7
    = 7                                      = 5
     = 21,7                                                = 15,5
    

Ø Persentil :
P50 = nilai ke-50
       = 50
       = 15,5
P60 = nilai ke-60
       = 60
       = 18,6
P70  = nilai ke-70
       = 70
       = 21,7
P80 = nilai ke-80
       = 80
       = 24,8
P90 = nilai ke-90
       = 90
       = 27,9



BAB V
ANALISA DATA


5.1 ANALISA DATA KOMPUTER
5.1.1 Analisa untuk Data Tunggal n = 30

A.      Modus, Rata-rata dan Median.
       Praktikum  yang dilaksanakan pada modul I adalah suatu kegiatan yang dilakukan praktikan untuk mengolah data 30 data yang telah diberikan. Dan ada pula data tersebut merupakan 30 data adalah banyak kata yang dikeluarkan. Data ini diolah dengan computer menggunakan program SPSS 16. Pada modul I ini didapatkan data maksimum 23 dan data minimum 12.
-          Modus
Modus adalah nilai yang paling banyak muncul. Untuk mengetahui modus kita dapat melihat frekuensi yang terbesar atau terbanyak. Dari pencarian SPSS 16 di dapatkan nilai modus yaitu 17.
-          Rata-rata (mean)
Rata-rata yaitu nilai yang didapatkan dari hasil pembagian jumlah seluruh data dibagi dengan banyaknya data. Dari hasil pencarian SPSS 16 didapatkan rata-rata 18,56.
-          Median
Median yaitu nilai tengah dari data. Dari hasil pencarian SPSS 16 didapatkan hasil dari median yaitu 18,50.

B.       Skewness dan Kurtosis
-          Skewness
Hasil skewness didapatkan dari SPSS 16 yaitu -0,304. Dari hasil tersebut dapat kita lihat atau kita indifikasikan yaitu distribusi tersebut cendrung ke kiri.
-          Kurtosis
Hasil kurtosis yang didapatkan dari SPSS 16 yaitu didapatkan nilai 0,399. Hasil tersebut menunjukaan bahwa nilai yang didapat adalah absolute.

5.2 ANALISA DATA MANUAL
5.2.1 Analisa untuk Data Tunggal n = 30
       Pada pengelohan data manual, pada tahap pertama dapat kita cari nilai dari modus, median, dan rata-rata. Dalam sedikit penjelasan modus merupakan nilai yang paling banyak muncul, sedangkan median yaitu nilai tengan dari suatu data dan rata-rata merupakan hasil pembagian dari jumlah data dengan banyaknya data.
A.      Modus, median dan rata-rata.
-          Modus
Modus yaitu nilai yang paling banyak muncul. Dapat kita lihat dari frekuensi yang paling banyak atau terbesar. Itu merupakan daerah modus dan dapat kita cari dengan manual dan di dapatka hasil nilainya yaitu 18,68.
-          Median
Median yaitu nilai tengah dari data tersebut. Banyak data yaitu 30 maka nilai tengah yaitu 15. Cara mencarinya yaitu menjumlahlan data dari atas sampai ke bawah dan dimana di dapatkan nilai 15 berarti itu merupakan nilai tengah lalu cari nilai tengah lalu di dapatkan nilai 18,786.
-            Rata-rata
Rata-rata yaitu hasil dari pembagian jumlah data dengan banyaknya data. Di cari secara manual dan di dapatkan nilainya yaitu 18,56. Pada pengolahan data modul ini, rata-rata adalah yang pertama kali kita cari. Untuk mencari pengolahan data selanjutnya, rata-rata inilah yang kita cari pada awalnya.
Tabel 5.1 Nilai Desil, Kuartil, dan Persentil.
Nama
Nilai
Nama
Nilai
Desil 5
15,5
Persentil 50
15,5
Desil 7
21,7
Persentil 60
18,6
Kuartil 1
7,75
Persentil 70
21,7
Kuartil 2
15,5
Persentil 80
24,8
Kuartil 3
23,25
Persentil 90
27,9
Sumber: Pengolahan Data Manual Lab. Statistik Industri, 2013

BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
       Dari hasil perhitungan di atas, dapat kita simpulkan bahwa hasil dari perhitingan manual dengan program SPSS 16 tidak jauh berbeda. Pada perhitungan SPSS 16 data-data tersebut di bulatkan. Kedua hasil tersebut hampir sama seperti pencarian nialai mean, median, modus, kuartil dan standar deviasi.
Perbedaan hasil perhitungan itu di akibatkan karena perhitungan manual praktikan kurang teliti dalam menghitung data yang telah ada. Dari pengolahan data di atas praktikan dapat mengeti apa itu mean, median, modus, kuartil dan standar deviasi.
       Dimana pada data komputer nilai mean yaitu: 18,5667, nilai median yaitu: 18,5 dan nilai modus: 17 sedangkan pada data manual yang telah kita cari didapatkan nilai mean yaitu: 18,56, nilai modus 18,68 dan nilai median 18,786
Itu merupakan sebagian contoh dari perbandingan data komputer dengan data manual yang mana hasil nilainya antara dua macam pengolahan tersebut hampir sama.
       Dari praktikum modul I ini kita dapat melakukan perhitungan dengan menggunakan mean, median, dan modus juga dengan berbagai macam rumus yang lainnya. Modul I ini juga membuat kita mengerti bahwa kita harus hati-hati dalam melakukan perhitungan atau pengolahan data. Jika kita sudah hati-hati dalam melakukan perhitungan maka perhitungan kita akan sama dengan dengan perhitungan komputer.

6.2 SARAN
    1.     Sebelum melakukan praktikum, peraktikan terlebih dahulu harus memahami modul yang akan di bahas.
    2.     Pada saat pengolahan data manual, peraktikan harus sangat teliti dalam mencari hasil. Apabila salah sedikit akan berakibat fatal dan mempengaruhi data-data selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum, 2013 : Laboratorium Statistik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Padang, 2013.
Walpole, Ronald E, Raynond H. Myers : Probability and Statistic for Engeenering and scientist, 3rd ED, Macmillan Publ. Co, New York, 1985
Sujana. Metode Statika. Edisi ke 6. Bandung: Tarsito, 1996

1 komentar:

  1. Saya punya aplikasi android kumpulan Rumus statistik sama kalkulator statistik..
    http://sleepingtux.blogspot.com/2013/12/aplikasi-android-buku-saku-statistik.html

    ReplyDelete

Pages

Followers