21 May 2013

MODUL II DISTRIBUSI NORMAL & HIPOTESA


                  BAB I                 
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Distribusi normal pertama kali diperkenalkan oleh Abraham De Moivre dalam artikelnya pada tahun 1733 sebagai pendekatan distribusi binomial untuk n besar. Karya tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Pierre Simon De Laplace, dan dikenal sebagai teorema Moivre-Laplace. Laplace menggunakan distribusi normal untuk analisis galat. Metode kuadrat terkecil diperkenalkan oleh Legendre pada tahun 1805.
Dilihat dalam kenyataan yang terjadi sekarang ini banyak terjadi permasalahan yang sulit diteliti oleh pikiran, karena pengambilan keputusan yang digunakan oleh pikiran tidak diambil secara fakta. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan dengan menggunakan distribusi normal dan hipotesa statistik.
Dengan menggunakan distribusi normal dan hipotesa statistik kita dapat mengambil suatu keputusan dari seluruh masalah dari peluang yang dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
Distribusi normal dan hipotesa merupakan metoda statistika dalam penyelesaian suatu masalah, cara pengumpulan data. Data distribusi normal bisa diperoleh dari data yang terjadi di industri dan penelitian. Hipotesa juga merupakan bidang yang terpenting dalam statistic yang datanya diperoleh dari pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Distribusi normal dan hipotesa sangat berguna bagi kehidupan oleh sebab itu, sedapat mungkin harus mempelajari, memahami dan mampu memprakteknya dalam kehidupan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai simpulan yang sifatnya sangat sementara. Sebagai simpulan sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari dasar pertimbangan yang masuk akal, dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri.
1.2         TUJUAN PRAKTIKUM
Dari hasil pelaksanaan modul II ini dan dari data yang telah diberikan, praktikan diharapkan:
1.             Dapat memahami dan mengerti karakteristik distribusi normal.
2.             Dapat membuktikan suatu data terdistribusi normal atau tidak.
3.             Memahami dan mampu menerapkan langkah-langkah pengajian hipotesa statistik untuk mengambil suatu kesimpulan atau keputusan terhadap hasil dari suatu pengolahan data.
4.             Mampu melakukan pengujian hipotesa dengan metode Goodness of Fit Test.

1.3         ALAT DAN BAHAN
1.             Set data.
2.             Komputer.
3.             Program SPSS.
4.             Tabel distribusi normal baku.
5.             Tabel pengamatan.
6.             Tabel chi – Square.
7.             Kalkulator

1.4         BATASAN MASALAH
Variabel random x dikatakan berdistribusi mean µ dan variable s bila mempunyai fungsi pada probabilitas.
Variabel random x dapat di transformasikan kevariabel random baku 2 dengan hubungan
Z =
Dengan begitu kita dapat membuktikan bahawa suatu dari data itu terdistribusi secara normal atau tidak terdistribusi normal.



1.5         SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I         Pendahuluan
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, alat dan bahan serta batasan masalah dalam pelaksanaan pratikum.
Bab II        Landasan Teori
Menjelaskan tentang distribuís normal dan hipotesa statistik
Bab III      Pengumpulan Data
Berisikan pengumpulan data untuk distribusi normal dan hipotesa statistik
Bab IV      Pengolahan Data
                   Berisikan tentang cara pengolahan data secara manual dan komputer
Bab V        Analisa Data
Berisikan tentang analisa dan pengumpulan data dari pengolahan data yang dilakukan
Bab VI      Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil praktikum















BAB II
LANDASAN  TEORI

2.1     DISTRIBUSI NORMAL
2.1.1 Pengertian Distribusi Normal
Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai analisis statistika. Distribusi normal baku adalah distribusi normal yang memiliki rata-rata nol dan simpangan baku satu. Distribusi ini juga dijuluki kurva lonceng (bell curve) karena grafik fungsi kepekatan probabilitasnya mirip dengan bentuk lonceng.
Distribusi normal memodelkan fenomena kuantitatif pada ilmu alam maupun ilmu sosial. Beragam skor pengujian psikologi dan fenomena fisika seperti jumlah foton dapat dihitung melalui pendekatan dengan mengikuti distribusi normal. Distribusi normal banyak digunakan dalam berbagai bidang statistika, misalnya distribusi sampling rata-rata akan mendekati normal, meski distribusi populasi yang diambil tidak berdistribusi normal. Distribusi normal juga banyak digunakan dalam berbagai distribusi dalam statistika, dan kebanyakan pengujian hipotesis mengasumsikan normalitas suatu data.
Suatu varibel kontinyu x dikatakan berdistribusi normal dengan mean  dan variansi  jika mempunyai fungsi  probabilitas.
                                   
Defenisi normal baku variabel random dengan mean = 0 dan varianse = 1 disebut distribusi normal baku, variabel random x dapat ditransformasikan ke variabel random baku z dengan hubungan :
                                                           
Variabel random z berdistribusi normal baku dengan fungsi padat probabilitas
                                               
2.1.2   Karakteristik Distribusi Normal
1        Modus, titik pada sumbu datar yang memberikan maksimum kurva,      terdapat pada .
2.      Kedua ujung kurva normal mendekati asimtot sumbu datar bila harga x bergerak menjauhi baik kekiri maupun kekanan.
3.      Kurva setangkup terhadap garis tegak yang melalui mean.
4.      Seluruh luas di bawah kurva dan diatas sumbu datar sama dengan satu.
     dimana :   - mean
                        - variansi
5.      Kurva mempunyai titik belok pada , cekung dari bawah bila  , dan cekung dari atas untuk harga x lainnya.

2.1.3 Fenomena Distribusi Normal
1.             Kira-kira 68,27% dari kasus ada dalam daerah suatu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara  dan .
2.             Kira-kira 95,45 % dari kasus ada dalam daerah suatu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara  dan .
3.             Kira-kira 99,73 % dari kasus ada dalam daerah suatu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara dan .

2.1.4 Tingkat Ketelitian dan Keyakinan
·               Tingkat Ketelitian
                      Merupakan penyimpangan maksimum dari hasil pengukuran nilai yang sebenarnya. 
·               Tingkat Keyakinan
Menunjukkan seberapa besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil diperolehnya memenuhi syarat ketelitian.



2.1.5  Uji Keseragaman Data
          Data dikatakan seragam apabila berasal dari sistem sebab yang sama. Namun apabila didapatkan data yang berbeda diluar batas kewajaran yang ada, maka data tersebut dikatakan tidak seragam karena berasal dari sistem yang berbeda.

2.1.6 Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk melihat apakah dengan jumlah data yang ada telah mencukupi dari data yang seharusnya diambil.
Hal-hal yang mempengaruhi uji kecukupan data diantaranya adalah:
- Banyaknya pengukuran yang diperlukan.
- Jumlah pengamatan yang telah dilakukan.
- Tergantung pada ketelitian serta keyakinan kita.

2.1.7   Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Cara sensus
Yaitu pengumpulan data dimana seluruh elemen populasi diselidiki satu-persatu.
2. Cara sampling
Yaitu pengumpulan data dimana yang diselidiki adalah elemen sampel dari suatu populasi. Hasil sampling merupakan data perkiraan/estimasi.
Cara pengambilan sampel juga dapat dilakukan 2 cara:
1. Secara acak random
Adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel dimana pemilihannya dilakukannya sedemikian rupa sehingga setiap elemen dapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2. Secara non random
Adalah cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel dimana setiap elemen tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih.

2.2     HIPOTESA STATISTIK
2.2.1 Pengertian Hipotesa Statistik
         Hipotesis merupakan sebuah pernyataan yang kebenarannya masih harus dibuktikan melalui bukti-bukti empiris kerja penelitian. Hipotesis tidak dapat muncul begitu saja, melainkan harus dibangun berdasarkan teori yang dikembangkan. Jika pengembangan teori itu menyarankan tidak adanya hubungan yang signifikan antara suatu variabel, misalnya variabel kemampuan penalaran dengan variabel yang lain, seperti kemampuan berbahasa siswa, hipotesis yang diajukan adalah nol. Sebaliknya jika berdasarkan pengembangan teori itu disarankan adanya hubungan yang signifikan, hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja.

2.2.2 Macam-Macam Hipotesa Dengan Rumus-Rumusnya
1.             Uji rata-rata  (uji dua pihak/uji dua arah).
                      Digunakan untuk menguji parameter rata-rata  dari sampel yang diambil.
                Adapun pasangan hipotesisnya sebagai berikut:
                                                  
                                               
         Daerah penerimaan :      -
         Dengan rumus :
                                             


2.       Uji rata-rata untuk nilai σ yang tidak diketahui.
         Pasangan hipotesisnya adalah :
                                                H0  :     
                                                H1  :                 
         Dengan rumus :
                                  
         Dimana daerah penerimaannya :   -
3.      Uji rata-rata  dengan uji satu pihak.
         Pasangan Hipotesisnya :  
                                                 H0   :  
                                                  H1   :  
         Rumusnya :
         *  Jika σ diketahui ;
                                        
         *  Jika σ tidak diketahui ;
                                               
         Dengan daerah penerimaan : t ≤ t1-α

2.2.3  Langkah-langkah Pengujian Hipotesa
1.             Menentukan hipotesa awal (H0) dimana sampel berasal dari populasi.
2.             Menentukan hipotesis alternatif (Hi) dimana sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi.
3.             Menentukan taraf signifikan (α).
4.             Menentukan uji statistik yang akan digunakan dengan melakukan pengujian x2 dengan rumus
                     
5.             Menentukan kriteria uji atau daerah kritis antara penolakan dengan penerimaan (H0).
6.             Pengambilan keputusan atau kesimpulan apakah diterima atau ditolak hipotesis tersebut.

2.3    PENGUJIAN DISTRIBUSI NORMAL DENGAN METODE GOODNESS OF FIT TEST
2.3.1 Guna Pengujian Distribusi Normal Dengan Metode Goodness of Fit Test
Dengan menggunakan metode Goodness Of Fit Test digunakan untuk menguji apakah distribusi frequency hasil percobaan yang kita lakukan sesuia dengan distribuís frekuensi yang kita harapkan atau tidak.

2.3.2 Rumus-rumus yang Digunakan
Untuk menguji apakah distribusi frekuensi hasil percobaan kita sesuai dengan distribusi frekuensi yang diharapkan
Dimana :
Oi        = Frekuency obserfasi (hasil percobaan untuk kelas ke-1)
Ei         = Frekuensi yang diharapkan untuk kelas ke-1
K         = Jumlah kelas
Bentuk distribusi sampel statistik diatas mendekati distribusi chi kuadrat dengan jumlah drajat kebebasan
V = k – r – 1
Dimana :
r           =  banyaknya parameter yang ditaksir dari populasi ( misalnya
parameter yang ditaksir dari populasi adalah mean dan simpangan  baku, maka r = 2 )
k          = Jumlah kelas
Frekuensi harapan pada tiap kelasnya sebaiknya tidak lebih kecil dari pada 5 (≥5), jika hal ini terjadi maka harus dilakukan penggabungan dengan kelas-kelas yang berdekatan dengan kelas tersebut, sehingga diperoleh kelas baru dengan frekuensi harapan lebih besar atau sama dengan 5 dengan demikian jumlah kelas k akan berkurang dari semula. Untuk dapat mengambil kesimpulan terhadap data yang diperoleh dari percobaan mengikuti pola distribusi frekuensi yang kita duga(harapkan)maka harus dilakukan perbandingan sebagai berikut
Jika x2 tabel > x2 hitung, maka data terdistribusi normal.
x2 tabel < x2 hitung , maka data tidak terdistribusi normal.
Dimana :α = Tingkat Keberartian
V = derajat bebas harga dari x², α, v diperoleh dari khi kuadrat
Hipotesis nol selalu dituliskan dengan tanda sama dengan, sehinnga menspesifikasi suatu nilai tunggal untuk parameter populasi. Dengan demikian, probabilitas melakukan kesalahan jenis I dapat dikendalikan. Penggunaan uji satu arah atau dua arah bergantung pada kesimpulan yang akan ditarik apabila H0 ditolak. Wilayah kritik/wilayah penolakan Ho dapat ditentukan sesudah Hi ditentukan.
Contoh : Misalkan akan diuji keunggulan suatu obat baru. Hipotesis yang dibuat adalah obat baru tersebut tidak lebih baik dari obat-obat serupa yang beredar di pasaran dan kemudian mengujinya lawan hipotesis alternative bahwa obat baru tersebut lebih unggul dari obat yang beredar di pasaran. Berarti uji yang digunakan adalah uji satu arah dengan wilayah kritiknya berada di ekor kanan.


BAB  III
PENGUMPULAN  DATA

3.1 PENGUMPULAN DATA N=240
  Pada data berikut ini merupakan proses inspeksi yang dilakukan pada sebuah industri manufaktur yaitu PT. KARYA MAJU terhadap pengepakan barang yang dilakukan nya sebanyak 6 kali. Pengamatan selama 30 hari terhadap 5000 unit produk
Tabel 3.1 Pengumpulan Data
K/N
1
2
3
4
5
6

1
120
125
120
117
125
121
121,3333
2
123
123
120
115
125
121
121,1667
3
125
126
121
120
126
123
123,5
4
123
114
125
120
125
119
121
5
123
120
125
120
123
122
122,1667
6
125
125
120
120
124
119
122,1667
7
120
126
123
125
124
123
123,5
8
125
112
120
128
125
122
122
9
123
125
120
124
125
123
123,3333
10
120
125
120
121
128
123
122,8333
11
125
126
120
123
123
122
123,1667
12
120
125
123
125
125
123
123,5
13
120
123
120
125
124
123
122,5
14
120
121
120
128
125
122
122,6667
15
126
121
123
125
126
124
124,1667
16
123
125
123
125
125
124
124,1667
17
123
120
123
125
128
123
123,6667
18
114
120
125
120
126
121
121
19
115
123
125
120
121
120
120,6667
20
120
121
124
125
124
122
122,6667
21
120
121
121
125
123
122
122
22
121
126
126
126
124
124
124,5
23
122
128
126
123
121
124
124
24
123
129
129
123
121
125
125
25
121
124
127
123
124
126
124,1667
26
125
127
128
124
125
126
125,8333
27
125
116
124
128
121
124
123
28
120
115
125
129
126
125
123,3333
29
121
120
126
121
128
123
123,1667
30
125
124
126
125
127
125
125,3333
31
125
126
121
120
126
123
123,5
Sumber: Pengumpulan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013
Tabel 3.1 Pengumpulan Data ( lanjutan )
K/N
1
2
3
4
5
6

32
123
114
125
120
125
119
121
33
123
120
122
120
123
122
121,6667
34
125
125
120
120
124
119
122,1667
35
120
126
123
125
124
123
123,5
36
120
123
123
125
124
123
123
37
120
121
120
128
125
122
122,6667
38
126
121
123
125
126
124
124,1667
39
123
125
123
125
125
124
124,1667
40
123
120
123
125
128
123
123,6667
TOTAL






4921
Sumber: Pengumpulan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013


































                                             
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1    Pengolahan Data Komputer
Table 4.1 Pengolahan Data Komputer
N
Valid
40
Missing
0
Mean
1.2270E2
Std. Error of Mean
.19348
Std. Deviation
1.22370
Variance
1.497
Range
5.00
Minimum
120.00
Maximum
125.00
Sum
4908.00
Sumber: Pengolahan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013
               
Tabel 4.2 Frequency


Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
120
1
2.5
2.5
2.5
121
6
15.0
15.0
17.5
122
10
25.0
25.0
42.5
123
13
32.5
32.5
75.0
124
7
17.5
17.5
92.5
125
3
7.5
7.5
100.0
Total
40
100.0
100.0

Sumber: Pengolahan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013
Gambar 4.1 Histogram
Sumber: Pengolahan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013    

4.2    PENGOLAHAN DATA MANUAL
4.2.1 Data Kelompok
Tabel 4.3 Pengumpulan Data Manual
k/n
1
2
3
4
5
6

1
120
125
120
117
125
121
121,3333
2
123
123
120
115
125
121
121,1667
3
125
126
121
120
126
123
123,5
4
123
114
125
120
125
119
121
5
123
120
125
120
123
122
122,1667
6
125
125
120
120
124
119
122,1667
7
120
126
123
125
124
123
123,5
8
125
112
120
128
125
122
122
9
123
125
120
124
125
123
123,3333
10
120
125
120
121
128
123
122,8333
11
125
126
120
123
123
122
123,1667
12
120
125
123
125
125
123
123,5
13
120
123
120
125
124
123
122,5
14
120
121
120
128
125
122
122,6667
15
126
121
123
125
126
124
124,1667
16
123
125
123
125
125
124
124,1667
17
123
120
123
125
128
123
123,6667
18
114
120
125
120
126
121
121
19
115
123
125
120
121
120
120,6667
20
120
121
124
125
124
122
122,6667
21
120
121
121
125
123
122
122
22
121
126
126
126
124
124
124,5
Sumber: Pengumpulan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013

Tabel 4.3 Pengumpulan Data Manual ( lanjutan )
K/N
1
2
3
4
5
6

23
122
128
126
123
121
124
124
24
123
129
129
123
121
125
125
25
121
124
127
123
124
126
124,1667
26
125
127
128
124
125
126
125,8333
27
125
116
124
128
121
124
123
28
120
115
125
129
126
125
123,3333
29
121
120
126
121
128
123
123,1667
30
125
124
126
125
127
125
125,3333
31
125
126
121
120
126
123
123,5
32
123
114
125
120
125
119
121
33
123
120
122
120
123
122
121,6667
34
125
125
120
120
124
119
122,1667
35
120
126
123
125
124
123
123,5
36
120
123
123
125
124
123
123
37
120
121
120
128
125
122
122,6667
38
126
121
123
125
126
124
124,1667
39
123
125
123
125
125
124
124,1667
40
123
120
123
125
128
123
123,6667
TOTAL






4921
Sumber: Pengumpulan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013

     Rata-rata:

     Standar Deviasi:
       =
     Uji Keseragaman Data:
 
    BKA   =  123,025+ 3,542
                   =  126,567

   BKB   =  123,0253,542
                   =  119,508
Gambar 4.2  Peta Batas Kontrol
Sumber: Pengolahan Data Komputer Laboratorium Statistik Industri, 2013

Uji Kecukupan Data
=
=
=
=  ( 0,934 )
NI =  0,872
Kesimpulan : NI < N = 0,872 < 240, maka data yang diambil untuk   pengukuran telah cukup.
Distribusi frekuensi
Range (R)  =  Data max – Data min
=  129-114
= 15
Banyak kelas (B)  =  1 + 3,22  Log  N
=  1 + 3,22  Log 240
=  1 + 3,22 . 2,38
=  8,66                             
Panjang kelas (P) = 
= 
=  1,732
Tabel 4.4  Tabel Frekuensi Distribusi Normal
KI
B
F
Xi
F .
X-
( X-  )2
F. ( X-  )2
114 - 115,72
113,995 - 115,73
6
114,86
689,16
-8,165
66,667
400,00
115,73 - 117,45
115,730 - 117,46
1
116,59
116,59
-6,435
41,409
41,41
117,46 - 119,18
117,455 - 119,19
4
118,32
473,28
-4,705
22,137
88,55
119,19 - 120,91
119,185 - 120,92
38
120,05
4561,90
-2,975
8,851
336,32
120,92 - 122,64
120,915 - 122,65
32
121,78
3896,96
-1,245
1,550
49,60
122,65 - 124,37
122,645 - 124,38
68
123,51
8398,68
0,485
0,235
16,00
124,38 - 126,10
124,380 - 126,10
76
125,24
9518,24
2,215
4,906
372,87
126,11 - 127,83
126,110 - 127,83
3
126,97
380,91
3,945
15,563
46,69
127,84 - 129,00
127,840 - 129,00
12
128,42
1541,04
5,395
29,106
349,27
TOTAL
240

 2957,76


1700,72
Sumber: Pengolahan Data Manual Laboratorium Statistik Industri, 2013
Rata-rata:
 = Σfi. Xi = 29576,76 = 123,23
            Xi          240

Standar Deviasi                                            
σ   =

     =

     = 2,667

Median
Me = b + P ( n/2 – F )
                       f
       = 124,38 + 1,73 ( 240/2 -84)
                                    68
       = 123,56

Tabel 4.5  Tabel Distribusi Normal
BKA
BKB
Fi=oi
Z1
Z2
P(Z1)
P(Z2)
115,73
113,995
6
-2,84
-3,50
0,0023
0,0001
117,46
115,730
1
-2,20
-2,84
0,0139
0,0023
119,19
117,445
4
-1,55
-2,20
0,0606
0,0139
120,92
119,185
38
-0,90
-1,55
0,1841
0,0606
122,65
120,915
32
-0,25
-0,90
0,4013
0,1841
124,38
122,645
68
0,39
-0,75
0,6517
0,4013
126,10
124,380
76
1,03
0,59
0,8485
0,6517
127,83
126,110
3
1,68
1,04
0,9535
0,8508
129,00
127,840
12
2,12
1,69
0,9850
0,9545
Sumber: Pengolahan Data Manual Lab. Statistik Industri, 2013



Tabel 4.5 Distribusi Normal (Lanjutan)
P
Ei=n.p
Ei>5
Oi gabungan
BKA gabungan
0,0022
0,5280
-
-
-
0,0116
2,7840
-
-
-
0,0467
11,208
13,992
4
119,19
0,1235
29,640
29,640
38
120,92
0,2172
52,128
52,128
32
122,65
0,2504
60,096
60,096
68
124,38
0,1968
47,232
47,232
76
126,10
0,1027
24,648
24,648
3
127,83
0,3050
73,200
73,200
12
129,00
Sumber: Pengolahan Data Manual Laboratorium Statiastik Industri, 2013

Z 1 = 115,73123,33   =  -2,84                  Z 5 = 122,65123,33= -0,25
       2,667                                                            2,667

Z 2 = 117,46123,33 =  -2,20                   Z 6 = 124,38123,33 = 0,39
2,667                                                           2,667

Z 3 =119,19123,33 = -1,55                      Z 7 =  126,10123,33   =1,03
                   2,667                                                            2,667

Z 4 = 120,92123,33 =  -0,90                     Z 8 =  127,83123,33 =1,68
                               2,66                                                              2,667

Z 9 = 129123,33 =  2,12                   
                  2,667

Z 1  = 113,995 – 123,33=-3,5                Z 5 = 120,915  123,33  = -0,90
2,667                                                              2,667

Z 2 =   115,73123,33 =  -2,84              Z 6  = 122,645123,33=--0,25
                        2,667                                                       2,667
                                              
Z 3  = 117,445 - 123,33 = -2,20              Z 7 = 124,38 - 123,33  =  0,39
2,667                                                            2,667

Z 4  = 119,185 - 123,33 =--1,55               Z 8 = 126,11 - 123,33= 1,04
      2,667                                                       2,667

Z 9  = 127,84 - 123,33 = 1,69
                        2,667                


Pengujian distribusi normal dengan metode Goodness of fit test
Ø  H0        = Data terdistribusi normal
Ø  HI        = Data tidak terdistribusi normal
Ø          = 5 % = 0.05

X2 Hit  = Σ (oi-ei)2
                           ei
                =   (4 -13,992) 2   +  ( 38-29,64 )2 + (32 - 52,128)2 + ( 6860,096) 2+ 
                  13,992                29,64               52,128                60,096

             ( 7647,232)2  +   ( 324,648)2  + ( 12 73,2)2
                  47,232                     24,648                73,2     
     
            = 177,63
                   
x2 tabel            = (a % , v)
      = (a % , k – s - 1)       
      = (5 % , 7 – 2 - 1)
      = 9,43773
Kesimpulan: x2 hitung <  x2 tabel, maka data  tidak berdistribusi normal






BAB V
ANALISA DATA

5.1     ANALISA DATA KOMPUTER
Hasil yang diperoleh dari program spss:
·           Range  yang diperoleh dari pengolahan data komputer adalah 5,00. dimana nilai range pada pengolahan data komputer ini didapat dari selisih antara data terbesar dengan data terkecil.
·           Nilai rata-rata atau mean yang diperoleh yaitu merupakan nilai rataan dari keseluruhan data yang berukuran 240.
·           Standar deviasi merupakan nilai-nilai penyimpangan yang terjadi pada pengolahan data secara software/komputer yang bernilai 1,22
·           Dari pengolahan data secara software/komputer didapat variance dengan nilai 1,497

5.2    ANALISA DATA MANUAL
5.2.1 Analisa Uji Kecukupan Data
            Dari hasil yang diperoleh pada pengolahan data manual bahwasanya  nilai NI < N yang menyatakan bahwa data yang diambil untuk pengukuran telah cukup, dimana NI < N → 0,87 < 240 Sehingga kita tidak perlu menambahkan kembali jumlah data pengujian. Sebaliknya, apabila nilai NI  > N maka dilakukan penambahan data agar data yang dibutuhkan sudah cukup atau perlu dilakukan pengamatan kembali sampai nilai NI < N.

5.2.2 Analisa Uji keseragaman Data
          Dari data yang diperoleh dari keseragaman data, bahwa tidak ada data yang direvisi hal ini dikarenakan semua data berada didalam batas kelas. Tidak ada yang melampaui batas kelas atau maupun di bawah batas kelas bawah. Tidak ada satupun data yang out of control (keluar dari batas kelas). Data yang didapatkan dari uji keseragaman data antara lain yaitu:  = 123,025, nilai dari BKA = 126,567 dan nilai dari BKB = 119,508.
5.2.3 Analisa Perbedaan Antara Pengolahan Data Komputer Dengan Pengolahan Data Manual Pada Distribusi Frekuensi
         Pengolahan data komputer atau software dengan cara manual mengalami perbedaan hasil dengan pengolahan data secara komputer. Hal ini dilihat dari hasil standar deviasi, dimana nilai standar deviasi pada pengolahan secara komputer berbeda dengan hasil dari pengolahan data secara manual, yaitu :
-          pengolahan komputer  σ = 1,223
-          pengolahan manual      σ = 2,881
                                                            .
5.2.4 Analisa Uji kenormalan
         Pengolahan data manual pada uji kenormalan membuktikan bahwa data tersebut tidak Terdistribusi Normal. Hal ini terjadi dari hipotesa yang telah dilakukan pada X2 hit dan X2 tabel , dimana X2 hit > X2 tabel. Dan sesuai dengan karakteristik kurva normal didapat bahwa histogram pada pengolahan data komputer jauh berbeda dengan diagram batang pada pengolahan data manual. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah data yang diolah.















BAB VI
PENUTUP

6.1    KESIMPULAN
         Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.             Pengolahan data dengan komputer memiliki hasil yang berbeda dari      pengolahan data secara manual. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah data yang diolah.
2.             setelah dilakukan pengolahan data secara manual ternyata didapat bahwa data tersebut tidak Terdistribusi Normal karena X2 hit > X2 tabel.
3.             Praktikan mampu atau telah mengerti tentang karakteristik dari kurva normal dan dapat mengambil suatu kesimpulan tentang sebuah data dengan pedoman karakteristik kurva normal.

6.2    SARAN
1.       Dalam melakukan pengolahan data, sebaiknya dilakukan pengolahan data secara manual terlebih dahulu, baru pengolahan data secara komputer. Agar hasil dari pengolahan data dengan 2 cara tersebut sama.  
2.      Lebih berhati–hati dan teliti dalam mengolah data agar tidak terjadi kesalahan.

















DAFTAR PUSTAKA


Modul Praktikum, 2013 : Laboratorium Statistik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Padang, 2013.

Sujana. Metode Statika. Edisi ke 6. Bandung: Tarsito, 1996

Walpole Ronald. Intruction Statistics, 3rd edition, terjemahan Banbang Soemantri. Bandung: ITB Press, 1986


2 komentar:

Pages

Followers